LAPORAN BACAAN (BOOK REPORT)
NOVEL BULAN
KARYA TERE LIYE
Tugas Pertama Mata Kuliah Kajian Sastra “Pengkajian
Sastra Populer”
DosenPengampu:
Prof.Dr. Hasanuddin WS, M.Hum
Oleh
Dewi Fatimah
17017003
PRODI SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Kajian Sastra Populer merupakan salah satu mata kuliah di Prodi Sastra
Indonesia yang wajib penulis
ambil di semester lima ini. Mata kuliah ini
bertujuan membekali pengetahuan untuk mahasiswa terkhususnya untuk penulis
tentang genre sastra populer yang berkembang di Indonesia sejak sebelum merdeka
hingga kini. Karya
sastra juga merupakan pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan
dipahami, dan dirasakan seseorang mengenai segi-segi kehidupan yang menarik
minat secara langsung dan kuat, pada hakikatnya suatu pengungkapan kehidupan
melalui bentuk bahasa.
Pada kesempatan kali ini penulis diberi tugas untuk menulis laporan bacaan
oleh dosen pengampu Prof.Dr. Hasanuddin WS, M.Hum. Dalam menulis laporan bacaan
ini penulis memilih novel Bulan karya
Tere Liye. Penulis memilih karya Tere Liye karena novelnya mudah untuk dipahami
oleh kalangan remaja seperti penulis. Dan penulis memilih novel Bulan karena novelnya kebanyakan berisi
tentang peluangan dan fantasi, yang mengundang imajinasi penulis. Selain itu
novelnya yang mengandung banyak pesan moral yang menarik perhatian penulis.
Dalam menulis laporan bacaan ini tentu saja penulis juga mengalami beberapa
kesulitan. Pada saat mencari latar belakang Tere Liye penulis mendapat sedikit
kesulitan. Karena biografi Tere Liye yang tidak begitu banyak, sehingga pada
saat penulis mengisi bagian biografi pengarang novel Bulan merasa kesulitan. Kemudian penulis juga mengalami kesulitan
pada saat mencari foto sampul asli dari novel Bulan karya Tere Liye, karena begitu banyak macam foto sampul dari
novel Bulan karya Tere Liye yang
penulis temukan. Namun, penulis tidak pernah menjadikan kesulitan tersebut
sebagai alasan untuk tidak memilih novel Bulan
karya Tere Liye sebagai bahan untuk memenuhi tugas laporan bacaannya.
Selain itu, penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak
yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas laporan bacaan ini.
Terutama kepada Inna Yatul Husna dan Intan Muthiarani yang sudah meminjamkan
penulis novel Bulan karya Tere Liye,
tanpa beliau penulis tidak akan bisa menyelesaikan laporan bacaan ini.
Terkhususnya terima kasih kepada dosen pengampu Prof.Dr. Hasanuddin WS, M.Hum.
yang sudah memberikan penulis tugas laporan bacaan ini, karena tanpa beliau
laporan bacaan ini tidak akan ada.
Padang, 25 September 2019
Penulis
laporan bacaan,
Dewi Fatimah
Pendahuluan
1.
Identitas Novel
a.
Judul novel : Bulan
b.
Pengarang : Tere Liye
c.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Utama
d.
Tahun terbit : Maret 2015
e.
Kota terbit : Jakarta
f.
Cover dan ilustrasi : eMTe
g.
Tebal novel : 400 + kulit luar
Berikut gambar
novel yang penulis laporkan:
Gambar 1. Cover depan novel Bulan karya Tere liye
2. Biografi Singkat
Pengarang
Novel Bulan yang dipilih penulis
merupakan karya dari Tere Liye. Tere Liye merupakan seorang penulis, beberapa
karyanya yang sudah diangkat ke layar kaca yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga
Bunda Disayang Allah, hingga tahun ini 2019 Tere Liye sudah menerbitkan
sebanyak 38 karya. Siapa sangka pengarang novel Bulan ini memiliki nama lain atau nama aslinya yaitu Darwin.
Artinya “Tere Liye” bukanlah nama aslinya melainkan nama pena yang di tulis di
setiap karyanya yang berasal dari India “untuk mu”.
Sebagai seorang penulis hanyalah kerja sampingan dari Darwis selain itu ia
bekerja sebagai akuntan. Darwis berumur 40 tahun lahir di Lahat pada tanggal 21
mei 1979 dari keluarga yang sederhana. Darwis meneyelesaikan pendidikan sekolah
dasar dan menengahnya di SDNegeri 2 Kikim Timur dan SMP Negeri 2 Kikim,
Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan sekolahnya ke
SMA Negeri 9 Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Setelah lulus, ia meneruskan
studinya ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Lalu kegiatannya setelah
selesai kuliah banyak diisi dengan menulis buku-buku fiksi.
Gambar 2. Tere Liye
3.
Garis Besar Isi Novel
Novel bulan karya Tere Liye
merupakan novel serial kedua dari novel Bumi
karya Tere Liye yang diterbitkan oleh PT Gramedia pada tahun 2015. Novel Bulan merupakan novel remaja yang
bergenre fantasi. Novel Bulan karya
Tere Liye ini memiliki 400 halaman yang memiliki 27 episode. Novel ini
menceritakan kisah pertualangan tiga orang remaja yang berasal dari tiga klan,
yaitu Raib yang berasal dari Klan Bulan, Seli yang berasal dari Klan Matahari,
kemudian Ali berasal dari Klan Bumi. Pertualangan untuk diplomasi perdamaian
antara Klan Bulan dan Klan Matahari.
Sinopsis Novel
Sinopsis Novel
Cerita
bermula dari kisah tiga orang remaja yaitu Raib, Seli, Ali yang berumur 15
tahun. Di dalam kelas ketika terjadi keributan saat Ali mengumumkan bahwa Seli
memiliki kekuatan rahasia yang berbeda dari remaja lainnya. Raib yang merupakan
keturunan dari Klan Bulan dan Seli yang merupakan keturunan dari Klan Matahari.
Mereka bertiga memiliki pengalaman selama seminggu di Klan Bulan. Setelah
kembalinya dari Klan Bulan mereka dibawa oleh gurunya yang sesama manusia yang
bisa memasuki dunia paralel lain, yang dibantu Av juga dengan tujuan untuk meraih
diplomasi perdamaian antara klan bulan dan klan matahari. Ketika masa liburan
setelah ujian sekolah raib, ali, dan seli tiba, mereka diajak oleh Miss Selena
dan Av ke Klan matahari untuk diplomasi perdamaian tadi. Setelah sampainya
mereka di klan matahari raib, seli, ali dan ily (teman raib dari klan bulan)
malah diberi tugas untuk ikut kompetisi mencari bunga matahri mekar pertama
bersama dengan 9 kontingen lainnya.
Ketika
petualangan dimulai, Raib menjadi pemimpin dari kontingennya sendiri. Mereka
melewati berbagai rintangan yang berbahaya. Mereka melewati padang perdu
berduri. Ketika mereka mencari tempat untuk beristirahat, mereka melihat sebuah
rumah. Pemilik rumah tersebut adalah perempuan tua baik hati yang bernama
Hana-tara-hata. Dan akhirnya mereka dapat bermalam di rumah Hana dengan nyaman.
Pagi itu mereka berpamitan dan berterima kasih kepada Hana atas kebaikannya.
Raib dan teman-temanya kembali melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan mereka
dihadang oleh kawanan gorila. Setalah lolos dari kawanan gorila mereka
melanjutkan perjalanan dan mencari tempat untuk beristirahat.
Esok
paginya raib dan rombongannya melanjutkan perjalanan mereka kembali. Mereka
melewati rintangan yang begitu berbahaya yaitu rawa tulang belulang yang
dimangsa oleh burung pemakan daging, mereka melawan dengan sekuat tenaga dan
kekuatan mereka. Setelah itu mereka menemukan petunjuk pertama dibalik air
terjun yang mengarah kearah timur. Setelah mereka bermalaman di dekat air
terjun, mereka melanjutkan perjalanan melewati padang kaktus yang bertanah
kemerah-merahan yang sangat panas. Hingga mereka menemukan sebuah danau yang
ada seorang laki-laki yang mempuai perahu untuk raib dan rombongannya bisa
menyeberangi danau. Tidak semudah yang dikira raib dan rombongannya ditantang
untuk menjawab teka-teki dari sang pemilik perahu. Tapi dengan senangnya raib
dan rombongannya bisa menang melawan sang pemilik perahu. Dan mereka pun bisa
menyeberangi danau tersebut.
Setelah
mendapatkan petunjuk selanjutnya, mereka akan menuju ke arah Selatan. Dalam
perjalanan mereka menemukan sebuah bendungan yang besar. Hari semakin larut,
mereka akan beristirahat di hamparan rumput kering yang tak jauh dari bendungan
tersebut. Ketika giliran Raib untuk berjaga, dia mendengar sesuatu yang berasal
dari bendungan yaitu air. Tanpa menyeliki lagi, Raib langsung membangunkan
teman-temannya agar segera pergi. Tapi itu sudah terlambat air yang berasal
dari bendungan itu sudah menghanyutkan mereka dan membuat mereka berpisah dari
hewan tunggangannya. Setelah lolos dari air bendungan itu mereka tetap
melanjutkan perjalanan tanpa hewan tunggangan.
Perjalanan
yang cukup melelahkan bahkan berjalan tanpa hewan tunggangan membuat fisik
mereka menjadi lemah. Tetapi itu terbayarkan karena mereka menemukan sebuah
perkampungan yang ramai, tapi orang perkampungan itu tidak menyukai peserta
festival bunga matahari dan mereka mengusir Raib dan teman-temannya.
Keberuntungan yang berpihak kepada Raib dan teman-temanya akhirnya orang
perkampungan itu terpaksa menerima Raib dan teman-temannya di sana karena telah
menolong seorang warga yang terkena gigitan ular, walaupun hanya satu jam saja.
Mereka melanjutkan perjalanan mencari petujuk selanjutnya, yaitu mencari jamur
yang bercahaya dan beracun jika tersentuh. Raib dan teman-temannya melewati
gunung yang menanjak dan terjal. Tetapi perjuangan mereka membuahkan hasil,
akhirnya mereka menemukan jamur yang bercayaha dan beracun. Kembalinya hewan
tunggangan membuat semangat mereka bangkit untuk melajutkan perjalanan dengan
mengikuti petujuk yang telah didapatkan yaitu menuju ke arah Barat. Di sana Raib
dan teman-temannya menemukan sebuah bukit batu yang tinggi. Mereka kehilangan
akal dalam mencari jalan keluar melewati bukit batu itu. Atas kekuatan Raib
yang biasa berbicara dengan alam membantu mereka menemukan jalan keluarnya
yaitu mereka harus melewati lorong bawah tanah yang berliku-liku. Lorong itu
dihuni orang tikus raksasa hingga akhirnya mereka harus menghadapi tikus
raksasa tersebut. Dengan sigap, Raib dan teman-temannya dapat lolos dari lorong
tikus-tukis itu dan melewati bukit batu yang menjulang tinggi.
Pada
akhirnya, yang menemukan bunga matahari pertama kali bukanlah Raib dan
teman-temannya, tetapi kontingen Salamander. Tetapi ketua konsil Fala
menginginkan Raib dari Klan Bulan yang memetik bunga matahari itu. Dia ingin
membuka portal yang menuju penjara Bayangan di Bawah Bayangan. Akibat penolakan
Raib untuk membuka pintu itu menyebabkan terjadinya perkelahian diantara
mereka. Niat licik Fala dapat di musnahkan, atas bantuan Ily yang akhirnya
menutup portal itu selama-lamanya, meskipun pada akhirnya Seli dan
teman-temannya kehilangan Ily yang baik akibat serangan petir terakhir dari
Fala-tara-tana IV. Dan akhirnya semua petualangan mereka dapat mewujudkan
tujuan awal mereka datang ke Klan Matahari yang ingin melakukan diplomasi agar
Klan Bulan dan Klan Matahari bersekutu, sehingga Klan Matahari membuka kembali
portal penghubung antara Klan Bulan dan Klan Matahari.
A. Komentar Penulis Laporan Bacaan
Menurut Nurgiyantoro dalam bukunya pada tahun 2010 yang
berjudul “Teori Pengkajian Fiksi” mengatakan
bahwa, fiksi merupakan hasil dialog, kentemplasi, dan reaksi pengarang terhadap
lingkungan dan kehidupan. Walau berupa khayalan, tidak benar jika fiksi
dianggap sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkan penghayatan dan
perenungan secara intens, perenungan terhadap sikap hidup dan kehidupan,
perenungan yang dilakukan dengan kesadaran dan penuh tanggung jawab. Sesara umum
fiksi itu bersifat imajinatif yang termasuk kedalam sastra. Sastra merupakan
hasil karya seni yang berupa tulisan yang menggunakan medium bahasa untuk
mengungkapkan atau menggambarkan kehidupan, kemanusiaan, atau kenyataan. Pada hakikatnya karya sastra tidak pernah bisa terlepas dari yang namanya
perkembangan zaman. Seiring berjalannya waktu perkembangan karya sastra juga
semakin terlihat. Seperti halnya sastra populer, dimana perkembangannya juga
mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan yang terjadi pada lingkungan
kehidupan masyarakat yang juga membawa pengaruh terhadap perkembangan karya
sastra.
Demikian
halnya sastra populer yang dapat dikatakan mencerminkan kehidupan masyarakat
sehari-hari, dapat dikatakan bahwa kenyataan sehari-hari suatu masyarakat dapat
menjadi indikator munculnya sastra popular.
Sastra populer merupakan sastra yang mengikuti
perkembangan zaman. Sastra populer adalah
sastra yang populer pada masanya dan banyak pembacanya, khususnya pembaca di
kalangan remaja. Sastra populer tidak menampilkan permasalahn hidup secara
intens. Sebab jika demikian, sastra populer akan menjai berat dan berubah
menjadi sastra serius ( Nurgiyanto, 1981: 18 ). Dalam dunia karya sastra “Sastra Populer” dan “sastra serius” selalu
menjadi bahan perbincangan yang ujung-ujungnya mentasbihkan bahwa “sastra
serius”. Sastra populer ditandai oleh penggunaan ragam bahasa tertentu yang
dianggap tak standar, yang “menyimpang” dari kaidah-kaidah bahasa yang berlaku.
Novel
Bulan karya Tere Liye ini merupakan
novel metropop yang bergenre fantasi
remaja. Novel ini sangat bagus untuk pembaca kalangan remaja, karena novelnya
bersifat imajinatif yang luar biasa. Menceritakan petuangan tiga orang remaja
di Klan Matahari. Novel ini menceritakan kisah pertualangan Raib, Seli, Ali dan
Ily berkompetisi di Klan Matahari saat hendak memperjuangkan diplomasi agar
kembalinya persatuan antara Klan Bulan dan Klan Matahari. Dalam perjalanan
mereka penuh dengan tantangan yang berbahaya. Dengan kemampuan yang mereka
miliki masing-masing mereka mampu bertahan dalam menyelesaikan kompetisi
menemukan bunga matahari yang baru mekar. Hingga akhirnya berujung diperjuangan
mereka untuk diplomasi kedamaian antara Klan Bulan dan Matahari. Yang juga
dibantu oleh Av dan Miss Selena. Ceritanya penuh fantasi yang begitu menarik
imajinasi pembacanya.
Novel
Bulan karya Tere Liye ini memiliki
alur maju yang menarik pembaca untuk ikut merasakan kisah dalam ceritanya,
seolah-olah pembaca ikut serta dalam cerita itu sendiri. Novel ini menyajikan
cerita yang tanpa sadar dari pembaca, pengarang mengaitkan cerita pertualangan
tersebut dalam peristiwa penting. Seperti pertualangan mereka yang hanya untuk
mencari bunga matahari yang mekar pertama kali itu tidak tahu tujuannya untuk
apa, pada akhirnya pencarian bunga matahari itu berkaitan dengan tujuan mereka
datang ke Klan Matahari tersebut.
Selain
itu novel Bulan karya Tere Liye ini
mengandung unsur nilai moral yang bagus sekali untuk pembaca. Setelah penulis
membaca novel ini banyak nilai moral yang penulis dapatkan. Seperti nilai moral
Hubungan Manusia dengan Tuhan, Hubungan Manusia dengan Lingkungan Sekitar dan Hubungan Manusia dengan Dirinya Sendiri. Tidak hanya untuk
novel ini saja, setiap pembaca saat membaca suatu hasil karya pasti
menginginkan yang namanya nilai moral. Karena setiap hasil karya sastra pasti
memiliki yang namanya nilai moral.
Suasana dalam sebuah
cerita umumnya dibangun berdasarkan pelukisan tokoh utamannya. Tokoh utama
dipakai untuk mengedalikan suasana cerita. Pembaca diajak memasuki suasana
sedih atau gembira bersama tokoh utama sesuai intensitas fiksi tersebut dibuat.
Dalam novel Bulan karya Tere Liye ini
memiliki suasana yang begitu dalam sehingga dapat membuat pembaca terbawa
suasana dalam cerita. Tokoh Raib yang membawakan semua suasana sedih, senang,
suka dan duka dalam cerita yang membuat pembaca terhayut ikut merasakan ceritanya.
Novel ini juga ditulis begitu baik oleh pengarang, yang menghadirkan tokoh yang
memiliki jiwa sosial yang begitu tinggi. Seperti tokoh Raib, Seli, Ali, Ily dan
tokoh lainnya yang saling membantu dalam segala keadaan. Seperti saat Raib,
Seli, Ali dan Ily dalam perjuangan kompetisi mencari bunga matahari mekar
pertama, sesulit apapun keadaan yang mereka hadapi mereka tetap jalan dan
berjuang bersama sampai titik akhir.
Penutup
Pada
bagian penutup ini penulis menyimpulkan bahwa setelah menulis laporan bacaan
ini, penulis mampu memahami bahwa novel Bulan
karya Tere Liye ini merupakan hasil karya sastra populer yang bergenre metropop. Selain itu novel ini banyak
memberikan ilmu pengetahuan seperti fisika dan sosial. Dan juga novel ini
banyak disuguhkannya nilai-nilai moral yang dapat diambil oleh setiap pembaca.
Novel
Bulan karya Tere Liye yang memberikan
fantasi yang membuat pembaca berimajinasi tentang dunia-dunia parallel seperti
Klan Bulan, Klan Matahari dan dengan adanya gambaran-gambaran tentang hewan-hewan
raksasa dan juga pintu-pintu memasuki dunia parallel lainnya. Sehingga membuat
daya tarik tersendiri terhadap pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Liye,
Tere. 2016. Bulan. Jakarta: PT
Gramedia.
Nurgiyantoro,
Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Wellek,
Rene dan Warren Austin. 1977. Teori
Kesusastraan (terjemahan Melani Budianta). Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar